Sabtu, 04 Maret 2017

NAPOLEON BONAPARTE



    Suka mengambil risiko, ga sabaran, skaligus gila membuat Napoleon Bonaparte menjadi salah satu komandan militer terhebat yang ada. Napoleon Bonaparte adalah seorang kaisar Perancis  yang lahir dari sebuah keluarga bangsawan lokal Korsika.

    Tahun 1779, Napoleon menjadi siswa Akademi Militer Brienne pada usia 10 tahun. Kecerdasannya membuat Napoleon lulus akademi di usia 15 tahun dengan pangkat letnan.

    Kesempatan pertama Napoleon menampakkan kebolehannya adalah di tahun 1793, dalam pertempuran di Toulon, Prancis. Kesuksesan di Toulon mengangkat dirinya menjadi brigjen. Lalu pada 1796, Napoleon diberi tanggung jawab menjadi komando tentara Perancis di Itali. Di negeri itu, antara tahun 1796-1797, Napoleon berhasil membuat serentetan kemenangan dan menjadikannya pahlawan tatkala kembali ke Perancis.

    Pada masa kejayaannya, Napoleon Bonaparte menguasai hampir seluruh Eropa baik secara diplomasi maupun peperangan. Seperti di Belanda dan mengangkat adiknya Louis Napoleon sbg penguasa. Di Spanyol mengangkat Joseph Napoleon, lalu di Swedia mengangkat Jenderal Bernadotte sebagai raja yang kemudian berkhianat.

    Di masa kekuasaannya, Napoleon melakukan perombakan besar-besaran dalam sistem administrasi pemerintahan serta hukum Perancis. Misalnya, dia merombak struktur keuangan dan kehakiman, dia mendirikan Bank Perancis dan Universitas Perancis, serta menyentralisir administrasi.

    Di tahun 1808, Napoleon melakukan kesalahan yang melibatkan Perancis ke dalam perang yang tak tentu ujungnya di Semenanjung Iberia, dimana tentara Perancis tertahan selama bertahun-tahun. Tetapi kekeliruan terbesar Napoleon adalah penyerangan terhadap Rusia yang merusak perjanjian Tilsit. Gabungan pukulan tentara Rusia, musim dingin yang kejam, serta tak memadainya suplai pasukan membuat Perancis kalah telak. Kurang dari sepuluh persen tentara Perancis bisa keluar dari Rusia hidup-hidup.

    Napoleon kemudian melarikan diri ke Pulau Elba, lalu kembali memerintah di Perancis selama 100 hari dan kembali mengulang kesalahan dengan kekalahan di Waterloo yang membuatnya dipenjara oleh Inggris di St. Helena, sebuah pulau kecil di selatan Samudera Atlantik. Di sinilah Napoleon meninggal akibat kanker tahun 1821.

VASCO DA GAMA



    Vasco da Gama adalah seorang penjelajah Portugis yang menemukan rute laut ke India dari Eropa melalui Tanjung Harapan. Hal ini diyakini bahwa da Gama lahir di Sines, Portugal, pada sekitar 1460.

    Ia menerima janji pertama yang penting nya pada tahun 1497 ketika ia diangkat komandan ekspedisi empat kapal yang melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh Bartolomeu Dias, yang telah berusaha untuk menemukan rute dari Eropa ke India melalui Tanjung Harapan.

    Ekspedisi Dias hanya membuat jarak pendek melewati Tanjung Harapan. Ekspedisi Da Gama berangkat dari Lisbon pada tanggal 8 Juli 1497. Kapal-kapal melewati Kepulauan Canary pada tanggal 15 Juli, tapi kemudian menjadi terpisah dalam kabut. Mereka mampu untuk berkumpul kembali pada tanggal 26 Juli di Cape Verde pulau Santiago.

    Da Gama ingin menghindari Teluk Guinea, di mana Dias punya masalah dengan cuaca dan arus. Untuk melakukan hal ini Gama da berlayar kapal keluar ke Samudera Atlantik, akhirnya datang dalam 600 mil dari Amerika Selatan. Ketika kapal da Gama akhirnya mendarat pada 7 November, mereka telah di laut terbuka selama 96 hari dan telah berlayar 4.500 mil.

    Armada menghabiskan delapan hari berikutnya di St Helena Bay sebelum melanjutkan ke Tanjung Harapan, yang mereka berlayar sekitar tanggal 22 November. Menempatkan ke Mossel Bay, awak da Gama putus kapal suplai mereka dan membagikan pasokan ke kapal lain. Mereka berangkat lagi pada tanggal 8 Desember.

    Membuat jalan mereka ke pantai timur Afrika ekspedisi berlabuh di muara Sungai Kilimane, di mana mereka menghabiskan 32 hari memperbaiki kapal mereka dan anggota keperawatan dari kru yang telah turun dengan kudis. Dari sana mereka melanjutkan ke pantai menempatkan ke Malindi pada 13 April 1498. Di Malindi, sultan setempat memberikan da Gama pilot, yang meninggalkan dengan mereka pada tanggal 24 April saat mereka berangkat untuk menyeberangi Samudera Hindia.

    Da Gama berhasil melintasi Samudera Hindia dan berlabuh di kota Calicut, India, pada 20 Mei. Dia menghabiskan beberapa bulan berikutnya mencoba untuk bekerja di luar perjanjian perdagangan dengan rajah lokal, tetapi karena intervensi dari para pedagang Muslim lokal, ia tidak dapat mencapai kesepakatan dan pulang ke rumah pada akhir Agustus 1498.

    Perjalanan kembali melintasi Samudera Hindia terbukti menjadi jauh lebih sulit. Pada saat kapal itu dimasukkan ke Malindi (7 Januari 1499), dia dipaksa, karena kerugian di kalangan krunya, membakar salah satu dari kapal dan melanjutkan dengan hanya dua kapal. Kapal-kapal berlayar dan mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 20 Maret 1499.

    Kapal-kapal menjadi terpisah dalam badai pada bulan April. Kapal da Gama pada membuatnya ke Cape Verde, di mana ia mengirim kapal ke Lisbon sementara ia mengambil saudaranya mati di sebuah kapal disewa untuk Azores, di mana saudaranya meninggal. Da Gama kemudian pergi ke Lisbon, di mana ia tiba di September 8, 1499, untuk penerimaan pahlawan.

    Pelayaran kedua Da Gama ke India adalah tahun 1502 dan terdiri dari 20 kapal. Selama perjalanan ini, ia membombardir kota Calicut. Dia mampu menandatangani perjanjian dengan raja-raja di kota-kota Cochin dan Cannanore.

    Dengan tersisa 13 kapal penuh barang ia berlayar ke Portugal pada tanggal 28 Desember 1502. Dia mencapai Lisbon pada tanggal 1 September 1503. Raja Manuel I menghadiahinya dengan judul Laksamana Laut India dan hitungan Vidigueira.

    Da Gama dipanggil lagi pada tahun 1524 oleh Raja João III yang Saleh ketika urusan Portugis di India telah menurun. Raja mengangkatnya menjadi raja muda India dan mengirimnya sana dengan 14 kapal. Armada meninggalkan Lisbon pada tanggal 9 April 1524, dan tiba di pelabuhan India Chaul pada tanggal 5 September 1524, setelah kehilangan dua kapal sepanjang jalan.

    Pada akhir bulan, dia telah mencapai Goa, ibukota Portugis di India. Da Gama berusaha untuk mengakhiri korupsi, namun cara-cara yang keras itu tidak membantu. Kemudian pada malam Natal tahun 1524, ia meninggal dunia. Tubuhnya tidak dikembalikan ke Portugal hingga 1538.

MORIHEI UESHIBA : PENDIRI BELADIRI AIKIDO


    Morihei Ueshiba dilahirkan pada tanggal 14 Desember 1883 di Wakayama, Jepang. Pada masa kecilnya ia sangat lemah dan sering sakit, namun dalam perjalanan hidupnya ia berhasil mengatasi keadaan tersebut dengan melatih pikiran dan tubuhnya melalui berbagai seni beladiri.

    Ia mengembangkan Aikido berdasarkan seni beladiri lain yang dipelajarinya saat masih muda. Ia mempelajari : Kito-ryu Jujutsu (berguru pada Tokusaburo Tojawa Sensei – 1901), ilmu pedang Yagyu-ryu (berguru pada Masakatsu Nakai Sensei – 1903), Aioi-ryu Hozoin-ryu, Daito-ryu Jujutsu (berguru pada Sokaku Takeda Sensei – 1911 s/d 1916), Jujutsu di Shinkage Dojo (1922), spear fighting (1924), bahkan Judo, Kendo dan seni beladiri dengan menggunakan bayonet pun dipelajarinya.

    Pada saat perang antara Jepang dan Rusia (1904 – 1905), ia secara sukarela bergabung dengan Angkatan Perang Jepang, berperang di garis depan dan munguji kemampuan beladirinya. Setelah masa perang berakhir, ia bekerja di Hokkaido, namun obsesinya tetap pada seni beladiri. Dengan hanya berbekal sebuah pedang kayu, ia mendatangi seluruh Jepang dan jika menjumpai seseorang yang melebihi kemampuannya ia berguru dan berlatih hingga menguasai seluruh ilmu yang dapat dipelajarinya dari orang tersebut. Ia menjadi seorang yang sangat disegani dalam seni beladiri di Jepang.

    Namun setelah semuanya itu, muncul berbagai keraguan dalam pikirannya. Setelah berhasil mengalahkan, bertarung dan menjatuhkan musuh, apakah gunanya semua itu ? Hari ini menang, besok mungkin kalah. Kemenangan hari ini akan menjadi kekalahan esok hari. Saat masih muda engkau kuat, namun kekuatan itu akan lenyap seiring dengan bertambahnya umur dan berjalannya waktu, yang lebih muda akan mengalahkanmu. Apakah ada kemenangan yang bertahan selamanya ? Apakah seni beladiri itu ?

    Untuk menjawab keraguannya Morihei Ueshiba mempelajari Zen dan filsafat. Ia menyendiri dan bermeditasi. Belajar pada Mitsujo Fujimoto pada tahun dan Wanisaburo Deguchi pada tahun 1918 s/d 1926. Akhirnya ia sampai pada suatu pemahaman bahwa seni beladiri bukan untuk mengalahkan lawan dan merusak namun harus selaras dengan “Ki” dari alam semesta (melalui kekuatan nafas setiap manusia), mencintai perdamaian dan mempraktekkan kasih TUHAN dalam seluruh segi kehidupan. Ia menyatakan bahwa Aikido bukanlah teknik untuk berkelahi atau mengalahkan musuh tetapi untuk membuat dunia ini damai dan seluruh manusia di bumi ini menjadi satu keluarga.

    Pada tahun 1960 Morihei Ueshiba dianugerahi “The Medal of Honor with Purple Ribbon” (penghargaan yang diberikan kepada mereka yang mempunyai kontribusi besar dalam pengembangan ilmu dan seni Jepang).

VALERI ALEKSEEVICH LEGASOV



    Valeri Alekseevich Legasov adalah ilmuwan Soviet terkemuka di bidang kimia anorganik, dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet. Namanya dikenal luas di dunia setelah menjadi ketua komite penyelidikan bencana Chernobyl pada 26 April 1986.

    Ketika bencana Chernobyl terjadi, Valeri Legasov menjadi anggota kunci dari komisi pemerintah yang dibentuk untuk menyelidiki penyebab bencana, dan untuk merencanakan likuidasi akibatnya.

    Pada Agustus 1986, dalam pertemuan khusus Badan Energi Atom Internasional di Wina, ia menyajikan laporan dari delegasi Soviet. Laporannya yang sangat jujur dan penuh analisis blak-blakan membuat banyak pihak merasa tidak nyaman, akibat merasa bersalah atas tragedi tersebut.

    Ketegasan dan keterbukaan Valeri Legasov kemudian memang menjadikannya menghadapi banyak masalah. Pemerintah Soviet sangat tidak nyaman dengan keterusterangan dan kekakuan prinsipnya. Akibatnya, dalam kurun waktu 1986-1987 namanya dua kali gagal masuk ke dalam daftar orang-orang yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Buruh Sosialis. Bahkan, Gorbachev sendiri yang mencoret namanya.

    Karena aktivitasnya dalam penelitian bencana Chernobyl, Valeri Legasov terkena radiasi nuklir di sana, yang menyebabkan kesehatannya memburuk. Ia juga mengalami depresi berat. Pada 27 April 1988, Valeri Legasov pun memutuskan untuk bunuh diri.

    Pada 20 September 1996, Presiden Rusia, Boris Yeltsin, menganugerahi Legasov gelar kehormatan Pahlawan Federasi Rusia (anumerta) untuk keberanian dan kepahlawanann yang diberikannya selama proses likuidasi dari efek bencana Chernobyl.

PHIL KNIGHT


    Phil Knight adalah pendiri perusahaan sepatu Nike, yang kini menjadi salah satu merek sepatu paling terkenal di dunia. Dia lahir pada 24 Februari 1938 di Portland, Oregon, AS, dan berkuliah di University of Oregon serta Standford University. Saat menjadi mahasiswa, Phil Knight bercita-cita menjadi pelari profesional. Untuk mewujudkan cita-cita itu, dia pun dibimbing seorang pelatih universitas, bermama Bill Bowerman.

    Dua orang itu—Phil Knight dan Bill Bowerman—sama-sama tidak puas dengan sepatu buatan Amerika, karena berat, serta bikin kaki pemakainya sering lecet. Sebagai orang yang menyukai olahraga, mereka menginginkan sepatu yang ringan, kuat, dan tidak bikin kaki lecet. Ketidakpuasan itu lalu ditindaklanjuti dengan mencoba merancang dan membuat sepatu sebagaimana yang mereka inginkan. Mereka lalu bersepakat membangun kongsi dan menyetor modal masing-masing sebesar 500 dollar. Kongsi mereka dinamai Blue Ribbon Sports.

    Bill Bowerman merancang sepatu dengan sol karet tebal di bagian bawah. Dengan sol tebal, sepatu akan lebih ringan, namun dapat menapak lebih kuat. Sepatu-sepatu rancangan Bill Bowerman kemudian dipasarkan oleh Phil Knight. Karena sepatu-sepatu produksi Blue Ribbon Sports jauh lebih baik dibanding kebanyakan sepatu yang ada di pasaran masa itu, Phil Knight pun tidak kesulitan mendapat pembeli. Dalam waktu singkat, sepatu Blue Ribbon Sports telah dikenal banyak orang.

    Seiring perkembangan usaha, Blue Ribbon Sports mulai mengumpulkan karyawan, dan produksi mereka pun semakin banyak, hingga dipasarkan di berbagai tempat. Pada era 1970-an, ketika orang-orang mulai menyukai jongging, Phil Knight melihat itu sebagai peluang memasarkan sepatu untuk orang-orang non-profesional. Lalu lahirlah sepatu-sepatu yang sporty sekaligus trendy, dan sejak itu sepatu buatan mereka makin digemari banyak orang dari segala usia.

    Pada 1978, Phil Knight dan Bill Bowerman memutuskan untuk mengganti nama Blue Ribbon Sports, dan menggunakan nama baru, yaitu “Nike”. Nike diambil dari dewi Yunani, yang berarti “Kemenangan”. Setelah itu, Nike pun menjadi perusahaan dan merek sepatu yang diperhitungkan di Amerika. Memasuki akhir 1970-an, Nike telah menguasai 50 persen pasar sepatu di Amerika Serikat, dengan nilai penjualan per tahun mencapai 149 juta dollar, dan memberi kekayaan besar pada dua penggagasnya.

    Setelah sukses dengan produk sepatu Nike, Phil Knight dan Bill Bowerman merambah bisnis lain, termasuk baju dan tas sporty. Saat ini, mereka juga memiliki produk sepatu dengan merek Converse, perlengkapan selam, dan produk pakaian formal.

    Pada 24 Desember 1999, Bill Bowerman meninggal dunia, sehingga perusahaan Nike pun hanya dikelola oleh satu pendirinya, yaitu Phil Knight. Kini, Phil Knight terkenal sebagai pengusaha sukses, dan namanya masuk dalam daftar orang-orang terkaya di dunia, dengan kekayaan mencapai 21,5 miliar dollar.

Rabu, 01 Maret 2017

JENDERAL SOEDIRMAN



   Jend. Soedirman lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916.  Semenjak muda Jend. Soedirman sudah bergabung dengan organisasi Islam Muhammadiyah, bahkan menjadi pemimpin kelompok pemuda Muhammadiyah.

   Jend. Soedirman adalah seorang perokok kelas berat dan sudah merokok sejak remaja. Hal ini pula yang menjadi penyebab penyakit tuberkulosisnya hingga paru-paru kanannya harus dikempeskan pada bulan November 1948.

   Pendidikan militernya diawali dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor lalu diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya.

   Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel.

   Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Lalu pangkat Jenderal Besar Bintang Lima (anumerta, 1997). Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer, tapi karena prestasinya.

   Jend. Soedirman aktif memimpin dalam beberapa pertempuran seperti di Ambarawa yang membuat Sekutu mundur ke Semarang. Tetapi jasanya yang paling tidak terlupakan adalah saat memimpin perang gerilya terhadap Belanda di daerah Yogyakarta dalam keadaan paru-paru tinggal sebelah yang membuatnya harus ditandu selama berperang.

   Jend. Soedirman meninggal pada 29 Januari 1950, berselang satu bulan setelah pengakuan Belanda atas kedaulatan RI. Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometre (62 mil) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer.

DMITRI MENDELEEV